Nightmare. 🔞
“Ahh…!!”
“Unh…. Soobin… Ngh!!”
“Enak ‘kan, Jay? lebih enak daripada si Boss Sialan itu, ‘kan, Cantik? Gh — uh …! Jay… Ahh!!”
“BRENGSEK!!”
Heeseung langsung ngumpat keras karena mimpi itu benar-benar kerasa nyata, gimana saat Jay dalam naungan si bodyguard yang sudah dia bunuh itu! Hah! Yang bener aja, Heeseung kepikiran ini sampai kebawa mimpi!
Damn!
Heeseung langsung bangkit dan berjalan cepat ke kamar Jay.
Membuka pintu yang gak dikunci itu, melihat Jay yang meringkuk di atas kasur, perutnya yang buncit, dadanya yang muncul dari piyamanya menandakan seberapa besar hamil mengubah bentuk tubuh Jay.
Heeseung mendekat dan — srett!!
Selimut Jay tersingkap, jelas langsung buatnya terbangun.
“Boss?” ujarnya bingung.
“Jay…” lirih Heeseung dengan sepasang mata berkabut.
Jay berusaha untuk bangkit sampai bersandar di headboard.
“Kenapa…?” ujar tanya Jay dengan heran.
Grab!!
“Huh…? Boss…?!”
Heeseung naik ke kasur dan meraih leher Jay, “Sialan, gue benci banget liat muka lo ini, Jay!” katanya.
Grab!!
“Hkk!!”
Sentuhan itu berubah jadi cekikan sebelum Jay berhasil menghempas Heeseung menjauh.
Kedua kaki Jay yang selonjoran itu memberontak, matanya membola waktu Heeseung narik turun celananya.
Blop!
Penis Heeseung nampar pipi Jay, lalu — “B — ” Jolt!!
“Mmph…!!”
Grab!!
“Gh — uh… sshh….”
“Ummmph…!!”
Rambut Jay dicengkram erat tangan Heeseung, mulutnya penuh dengan penis sampai setengahnya, lidah Jay ditekan penis Heeseung hingga sulit keluarkan suara.
“Hmph!! Puahhh…!!”
Heeseung narik keluar penisnya —
“Haa…” Jolt!! “—MMPH!!”
Dihentak masuk lagi kali ini sampai nyentuh kerongkongan Jay.
Tangan Jay memukuli paha Heeseung, mencengkram tangan kekar yang menjambak rambutnya.
“Agh — air mata lo bikin gue selalu pengen buat lo hancur sehancur-hancurnya!!”
“Sialan!!”
“Gh — Uh…!!”
“Uh — Hmph!!”
Puk! puk! puk!
Jay berusaha memukul pergelangan tangan Heeseung supaya berhenti menjambak rambutnya.
‘Dada gue… sesak…’ batin Jay tersiksa. Wajahnya udah merah banget. Usia kandungannya bikin tenaga Jay jadi cepat habis, stamina nya gak sekuat dulu saat belum berbadan dua.
Twitch!! jolt!!
“MMPH!!”
“Puaahhh…!! Haa… haa…”
“B-boss…” lirih Jay saat Heeseung hanya diam menatapnya penuh setelah keluar dan terpaksa ditelan Jay.
Jambakan Heeseung terlepas, sentuhan tangannya merambat ke dagu, lalu ke tengkuk dan menarik Jay untuk sebuah ciuman.
“Nnh…”
“Ngh…”
“Buka mulut!”
“Anghh…!!”
Disesapnya lidah Jay, dibelit dan dan lumat bibir Jay oleh Heeseung sampai pusing, gila! Habis tiba-tiba blow job langsung ciuman tanpa ngasih jeda orang bunting untuk bernafas!
Pukpuk!!
“Umph!! Boss!!”
“Haa… Haa…!!” akhirnya Jay bisa nafas walau berantakan.
Dan Heeseung lagi-lagi cuma diem natap Jay gak ngomong apa-apa ‘kan takut kalo sebenarnya ini bukan Heeseung.
“Boss… kenapa?”
Tubuh Jay sepenuhnya bersandar di headboard.
Heeseung gak menjawab apapun dan bangkit, berlalu keluar setelah merapikan celananya, pergi ninggalin Jay setelah kembali bikin bingung, nambah pikiran Jay di tengah malam yang tadinya dia udah enak-enak tidur dan mimpi indah!
‘Lee Heeseung bajingan!’
Sayang banget karena sebenarnya Jay tetap takut untuk memuntahkan segenap kekesalannya di depan mata Heeseung, jadinya cuma bisa ngebatin terus.
[ to be continued ]
demonycal property.