Hinandra
5 min readNov 20, 2023

lUNAE LUMEN : END.

⚠ // omegaverse, enigma x alpha, fantasy au, major character death.

“kapten yang!” seru sunghoon dari pesawat yang ia kemudikan bersama dengan sunoo.

“ada dua bulan di langit!” seru sunoo.

“kemungkinan bulan yang akan jatuh itu bulan palsu!” kata k dari pesawatnya.

suara terdengar lewat benda di telinganya, jungwon menatap bulan besar tepat di depannya.

“jangan gegabah, yang jungwon!” seru komandan byun keras-keras.

“kita tidak punya banyak waktu, asteroid akan terus berjatuhan, semakin lama kita berpikir, kerugian dan kehancuran akan semakin banyak, komandan!” balas jungwon seraya menyiapkan meriam tembaknya.

“kapten yang!” seru sunoo dan sunghoon di saat yang bersamaan.

“ada awan hitam yang menutupi bulan yang asli, mereka mencoba menglabuhi kita semua selama ini, sialan!” seru k yang menemukan celah dari awan yang membalut tebal bulan yang asli.

“komandan byun.”

jungwon menatap lurus pada bulan palsu yang ada di depan mata, asteroid mulai berjatuhan, kapal-kapal yang mereka tumpangi harus susah payah menghindar dari hujan bebatuan langit itu.

“kapten yang.” tegur euijoo.

“tolong jangan gegabah, kapten!” seru sunoo dan sunghoon dengan nada bergetar.

“kita tidak punya pilihan lain.” kata jungwon.

bulan benar-benar begitu dekat, periapan jungwon sampai di persentase ke-75 dan terus berjalan.

“beberapa pengorbanan lebih baik daripada menghancurkan seluruh dunia.”

“jungwon…” lirih k dari jauh.

“bulan palsu ini harus diledakan, dengan begitu awan hitam yang menutupi bulan asli juga akan musnah.” jelas jungwon kemudian.

“JUNGWON INGET JAY, JUNGWON!” seru sunghoon dengan marahnya.

’85%’

“kalau terjadi sesuatu yang buruk tolong jaga jongseong untuk saya, ya.”

’90%’

“komandan byun… saya mohon izin.”

“tidak, kapten yang, jangan lakukan itu.”

’95%’

tangan jungwon menyentuh tuas dengan erat, tatapannya menyendu, bulan palsu itu benar-benar akan membawanya pada akhir dari segala perjuangan dalam hidup, kali ini.

’99%’

“saya selalu mencintaimu, yang jongseong.”

’100%’

DRAG!!!

DDDDUUUUUAARRRRRR!!!!

“jay! mau kemana jay?!”

jake panik ketika jay berlari keluar dan berdiri di halaman asrama, menatap hujan bebatuan langit juga bulan yang begitu besar di atas sana.

“JAY!” heeseung berseru seraya berlari mendekati bersama yang lainnya.

“apa yang….” gumam nicho saat melihat sebuah celah besar di langit.

“bagaimana mungkin?” ujar jake gak percaya dengan apa yang dilihatnya.

sementara jay hanya mampu menangisi semua yang terjadi, lidahnya kelu, gak mampu membayangkan apa yang sedang dihadapi jungwon di atas sana. junhyuk pun hanya diam seraya meraih tangan jay dan menggenggamnya erat-erat.

“bulannya… makin dekat…”

“tapi—”

DDDDUUUUUAARRRRRR!!!!

sebuah ledakan besar terdengar disusul hujan cahaya yang sangat terang hingga mereka harus oleng dan rubuh demi menutup mata dari sinar itu.

ledakan dan hujan cahaya yang membuat bulan kembali muncul di langit, berada tepat di titik yang seharusnya.

misi satuan inti telah selesai.

satu minggu kemudian, jay terbangun di atas sebuah brakar di rumah sakit, sebuah ruangan yang sangat besar untuk dihuni dirinya sendiri, infus menancap di punggung tangannya.

jay terduduk dengan kebingungan, kepalanya sedikit pusing, berusaha mengingat apa yang terjadi membuatnya semakin kesakitan.

jay menoleh pada satu-satunya pintu yang ada disana, lalu seketika ruangannya penuh.

komandan byun, sunoo, sunghoon, k dan beberapa prajurit datang bersama, mereka semua mengenakan pakaian rumah sakit.

kepala sunghoon didebat perban juga satu matanya ditutup, sunoo berjalan dengan tongkat karena kaki kanannya terluka, k duduk di kursi roda, sementara komandan byun kehilangan lengan kiri dan jari telunjuk tangan kanannya. semua itu karena pesawat mereka jatuh saat ledakan terjadi.

jake, heeseung dan nicho berada di sisi mate masing-masing, junhyuk membantu komandan byun membawa beberapa barang yang kemudian diletakkannya di pangkuan jay.

“jongseong.”

“kamu pingsan setelah misi selesai.”

demi Tuhan dan segala apapun yang ada di dunia ini, hari ini adalah hari terberat dalam hidup euijoo, ia harus mengatakan hal yang akan sangat menyakitkan untuk jay.

sementara yang diajak bicara hanya bisa diam dengan sepasang mata yang basah, air matanya berlinang membasuh pedihnya hati yang terluka.

“jungwon…. dimana?”

“kapten yang… gugur dalam misi.”

maka jake, heeseung, nicho dan junhyuk maju menyangga jay yang lemas, sama seperti sepekan lalu saat jay melihat puing-puing pesawat jungwon yang hangus dan pecah seribu dari vidio yang di berikan padanya.

“posisinya sangat dekat dengan inti bulan palsu itu, sehingga dia terkena radiasi ledakan dan—”

“meledak bersama bulan itu?”

euijoo membalas dengan sebuah anggukan kecil dan menunduk kemudian.

sunghoon dan sunoo mulai menangis tanpa suara, kehilangan rekan sehebat jungwon juga sahabat terbaik selama mereka saling mengenal akan selalu menjadi luka besar yang bersarang utuh dalam memori dan hati mereka.

“terima kasih.” kata jay kemudian.

buat semua menatapnya penuh dengan raut bingung.

walau berat dan sakit sekali rasanya, jay akan tetap menyampaikan semuanya tanpa ada yang ditutup-tutupi.

“terima kasih sudah menerima jungwon saya menjadi bagian dari satuan hebat kalian.”

“terima kasih selalu membantu jungwon memenuhi tekadnya sampai akhir, komandan byun.”

maka terangkat naik setiap tangan kanan mengikuti gerak tangan euijoo yang bahkan kini sudah tidak lengkap, memberi penghormatan pada jay sebagai satu-satunya keluarga jungwon.

sang pahlawan bulan.

walau tangis riuh terdengar, setiap mereka merasakan kehilangan, berpuncak utuh pada jay yang benar-benar sampai pada akhir dimana ia telah kehilangan.

jungwon menepati janjinya untuk pulang walau tujuannya bukan lagi ke pelukan jay yang paling dia sayang.

“ada surat yang ditulis jungwon untuk kamu, jongseong.”

selamat hidup, sayangku.

kalau saya gugur saat kamu membaca surat ini, tolong menangislah sampai kamu lega, tapi jangan lama-lama.

jangan pernah menyalahkan diri sendiri untuk apapun yang tidak mampu kamu kendalikan. apapun akan saya lakukan untuk kamu, sayang.

bersedih dan marahlah hanya untuk sesaat, tapi ingatlah ini selama-lamanya, alpha, saya selalu mencintaimu kemarin dan selamanya, dalam keabadian.

karena saya tidak bisa lagi menemani kamu, saya mohon jagalah dia baik-baik, dia akan menggantikan saya untuk bersamamu di dunia.

teruslah hidup, jongseong, teruslah mencintai saya sampai nanti kita bertemu lagi, saya selalu menantikan waktu itu tiba.

selamat tinggal, alpha, saya mencintai mu, selalu sepenuh hati, sepenuh mati.

— yang jungwon.

“papa.”

“ya, sayang, ada apa?”

“ayah ada di bulan ‘kan?”

“iya, seongwon, kenapa?”

“kenapa ayah nggak pulang-pulang?”

“karena ayah menunggu kita datang, sayang.”

“gitu ya, papa? kapan kita bisa ketemu ayah?”

jungwon meninggalkan dirinya versi kecil yang kini hidup bersama jay, menemaninya menjani hari-hari di dunia, yang seongwon.

“nanti kalau seongwon sudah bisa mengemudikan pesawat, seongwon bisa bawa papa ke bulan dan kita akan bertemu dengan ayah.”

seongwon berjalan menuju foto jungwon dengan seragam satuan inti yang gagah disertai lencana kapten yang keren, kata seongwon.

“ayah, tunggu seongwon dan papa ya, nanti kita akan temui ayah di bulan!”

bertahun berlanjut tanpa henti, rindu demi rindu menumpuk dihati, menyemai asa untuk temu yang sungguh tak mungkin lagi, tapi bulan selalu ada di langit sana, bersama jungwon yang menjadi bagian dari bintang-bintang.

jay tak pernah sanggup mengucapkan selamat tinggal, sebab kehilangan jungwon tidak membuat cintanya memudar, justru malah semakin besar. jungwon meninggalkan seongwon untuknya, sementara jay memberikan seluruh hati, cinta, hidup dan matinya untuk sang enigma. tinggal tunggu waktu yang tepat, mereka akan kembali bersama.

“sampai bertemu lagi, enigma, kami mencintaimu, selalu.”

• selesai.

demonycal property.