Hinandra
3 min readAug 12, 2023

komares; semua aku dirayakan.

cw// written on lowercase.

dan ares tau, kalau marco udah merengut dengan tampang datar begini pasti lagi ada pikiran, secara bocah itu jarang mau mikir, hidupnya chill, sekali kebanting, dia gak akan bisa bohong, terutama sama ares.

"siapa sih yang berani bikin lo sedih gini, hm? mana sih, coba liat dulu muka kesayangan gue, sini," tangan ares ngeraih dagu marco, dan manyun melas waktu marco buang muka, cowok libra dengan atasan polos itu lantas meneguk kopinya sampai sisa ampas, terus diletakkin di nakas.

marco berbalik dan ngerebahin tubuhnya tengkurep meluk pinggang ares, menyandarkan kepalanya di perut yang lebih muda dan mendusel disana bikin empunya terkekeh geli, tangan ares terulur mengusap lembut rambut marco penuh kasih.

ya, biar kata tiada hari tanpa misuhin marco, ares tetap sesayang itu kok sama pacarnya, "cerita, ada apa," katanya, lembut banget kayak downy.

marco ngehela napas, bukannya jawab malah duselin hidung bangirnya di perut ares, barangkali orang lagi banyak pikiran terus nge-seks jadi tenaganya habis, random amat.

tapi kemudian ares ngehela napas, pukpuk ringan kepala yang lebih tua, bisa rasain pelukan marco mengerat dipinggangnya, "lo adalah orang paling dewasa yang pernah gue temuin sejauh ini, ko, saking gue selalu dibuat terpesona sama cara pandang 'lo terhadap dunia, gue suka bingung kalau lagi di situasi kayak gini," jelasnya dengan nada yang teduh nan manis.

marco mendengarkan dengan seksama, tenang dan menghayati tiap kata yang diucapkan kesayangannya.

"selama ini lo selalu menuntun gue lebih baik dari siapapun, bahkan google maps aja kalah sama 'lo," kata ares, berkelakar sedikit.

"dan disaat lo butuh dituntun, gimana caranya, coba ajarin gue, biar gue juga bisa jadi ares yang bantu marco keluar dari tersesat dalam pikirannya yang nggak sehat, kayak yang selalu lo lakuin, gue nggak ngerti kenapa sih, cuma kayaknya lo emang terlahir untuk menjadi keren dan hebat."

"udah," kata marco ngejawab, ares bingung dong.

"apanya yang udah?" tanyanya.

"gue cuma lagi kurang bersyukur aja sama apa yang gue capai, dan lo udah ingetin gue kalau gue keren dan hebat, jadi gue gak perlu insecure lebih lama lagi, 'kan sayang?" ujar marco, menatap ares yang gak bisa nahan senyum dan rona merah di pipinya.

tangannya terulur menangkup wajah marco, "iyaaa, jangan insecure soal apapun ya kesayangan, 'lo bukan robot yang selalu harus sempurna, jangan ragu buat menyerah sesekali, karena menjadi pemenang tanpa menghayati arti proses itu juga gak menyenangkan, seperti yang sering lo bilang 'hidup bukan sebuah perlombaan' jadi, lo sudah dan selalu melakukan yang terbaik, koko," katanya, sambil tepuk-tepuk gemas pipi marco.

senyum ares terbit buat matanya membentuk bulan sabit, ini sih antidepressants termanjur yang khusus diresep oleh Tuhan hanya untuk marco seorang.

"anak kecil sekarang udah pinter ya, udah bisa ngasih nasehat baik ke pacarnya," apresiasi marco yang bikin ares mesem-mesem.

bener ternyata, romantis-romantisannya habis nganu.

"iyaa dong, 'kan gue ares."

"aresnya marco?"

ngangguk gemes terus nubrukin hidungnya ke hidung marco, "hu’um! ayesnya komayyy!" katanya nan ceria.

lalu tiba-tiba udah berguling-guling aja berdua di atas kasur yang udah pada kusut bekas pernganuan, suara tawa ares terdengar diselingi gelak besar marco saat gelitikin yang lebih muda sampai nangis dan mohon ampun.

hidup kok serius terus, bercanda dong.

"ares."

"iya?"

ares dalam pelukan marco mendangak, terus merem menghayati ciuman marco di keningnya, lamat terasa hangat hingga relung hati, memeluk asa asmaraloka, menggelora rasa penuh suka cita.

"ayo satu ronde lagi?"

"HAHHH DASAR KOMAR, ENGGAK ASIK!!!"

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ—kkeut!

No responses yet