kegagalan dan sebuah saran 🔞

Hinandra
5 min readFeb 13, 2025

--

content warning : contain pair heejay heejake, bxb, nsfw, profanities, slightly!sungjake.

udah dua hari heeseung nginep di tempat sunghoon. temennya itu tinggal sendiri di apartemen, jadi heeseung bisa bebas tinggal disana kapan aja. tapi ternyata, heeseung tetep gagal soal ngehindarin mimpi jorok tentang dirinya dan sang papa. itu bikin heeseung frustasi setengah mati sampai bikin sunghoon prihatin.

di hari ketiga, seorang anak laki-laki cantik yang heeseung kenal berasal dari kelas sebelah di sekolah datang, shim jake namanya.

“lo ngapain suruh dia dateng kesini buat gue? maksud lo apa?” ujar heeseung pada sunghoon di dapur, setelah tau maksud kedatangan jake adalah untuk bercinta dengan heeseung atas permintaan sunghoon. permintaan gila.

“gue tetep pengen lo coba untuk nge-seks real sama orang lain supaya berhenti mimpiin bokap lo, lo gatau semalem gue ngeliat lo ngibrit ke kamar mandi sambil ngumpat, lo terus nyalahin diri sendiri sambil larut dalam fantasi jorok lo,” lalu sunghoon terkekeh miris sama nasib temennya, “lo mungkin bakal gila kalo ini gak segera lo atasi,” katanya seraya berbalik.

“lo ceritain semuanya ke orang itu?” ujar heeseung merujuk pada jake yang nunggu di luar.

“nggak lah, gue cuma bilang kalo ada orang yang butuh ‘bantuan’ dia, karna pada dasarnya dia emang cuma butuh uang, jadi hitungannya dia kerja sama gue dan gak punya hak untuk tanya-tanya alasan lo butuh badan dia,” jelas sunghoon dengan santainya bikin heeseung merengut.

“gue udah bilang gue gamau lepas keperjakaan gue, setidaknya untuk sekarang, gue gak mau ngewe sama siapapun, umur gue bahkan belum dua puluh,” kata heeseung.

“tapi lo udah hampir gila ‘kan karena bokap lo itu?” ujar sunghoon, “dia bahkan gak pernah tau anaknya berjuang keras buat berhenti mimpiin bokapnya sendiri, dia gak pernah tau lo menderita ngerasa durhaka tanpa tau alasan kenapa lo terus dapet mimpi-mimpi itu,” imbuhnya.

heesung ngehela nafas, “sebenarnya kenapa lo ngelakuin ini semua? kenapa sampai harus segitunya? lo sewa anak itu dengan uang lo sendiri buat gue, ‘kan? kenapa, hoon?” tanya heeseung serius.

sunghoon kembali ngehela nafas jengah, “gue gatau peduli sama satu-satunya temen yang gue punya bisa jadi serepot ini,” katanya, “yang jelas gue cuma mau ngelakuin apapun sebisa gue buat bantu lo, karena lo udah mau percayain hal kaya gitu ke orang kaya gue, jadi biarin gue ngelakuin sesuatu dengan cara gue sendiri,” kata sunghoon final.

dia dorong sobatnya keluar dapur supaya segera menghadapi jake yang mulai ngantuk nungguin mereka berdua diskusi.

“lupain keperjakaan lo itu, ngewe gak akan bikin kontol lo putus, dan anggap aja ini cara terakhir lo buat matahin kutukan mimpi basah berdosa itu.” ujar sunghoon, seraya angkat kaki undur diri dari apartemen nya sendiri.

heesung gak bisa mikirin apapun selain gimana caranya ngehargain usaha sunghoon sejauh ini. padahal heeseung gak pernah bayangin ini semua bisa jadi sebegininya banget sampai melibatkan orang asing alias shim jake yang planga-plongo di ruang tamu apartemen sunghoon itu.

“mmm, hallo, jake.”

yang disapa menoleh, “oh, hai, heeseung,” balasnya rada canggung.

untuk sejenak kembali hening.

heeseung bingung harus mulai darimana, bikin jake jadi ngerasa makin canggung.

“anu, jake,” panggil heeseung, “gue gak tau caranya ngomong ini gimana, tapi lo kesini disuruh sunghoon, dan untuk… itu… maksud gue, lo pasti udah tau soal itu,” katanya gak jelas tapi untungnya jake merespon dengan baik.

“gue gak tau apa alasan lo butuh bantuan gue tapi kalo lo emang ngerasa canggung, kita bisa langsung mulai sekarang, supaya lebih cepet selesai, gimana?” ujar jake, menyentuh bahu heeseung yang menegang.

dan ya, heeseung ngikutin alur yang dimulai jake aja, pemuda cantik sewaan sunghoon itu benar-benar baik dalam hal ini. heeseung gak mau menghakimi kebutuhan tiap orang dan soal apa yang dipilih mereka dalam upaya bertahan hidup tapi jake bener-bener pro dalam ‘pekerjaan’ ini.

heeseung yakin sunghoon udah sering bayar jake sebelumnya untuk dirinya sendiri. dan seingat heeseung, jake juga adalah pemeran utama mimpi basah pertama sunghoon.

‘pemeran utama ya…’

‘kalau dipikir-pikir, gue selalu kagum sama papa, besarin gue sendirian dan ngerawat gue dengan baik sampai gue tumbuh besar, sampai kadang gue ngerasa papa paling layak jadi tipe ideal gue soal pasangan idaman, tapi walaupun begitu, kenapa gue sampai harus mimpi basah karena papa jadi pemeran utama mimpi jorok itu?’

‘kenapa… harus papa? kenapa gue harus ngalamin ini berkali-kali? seakan-akan gue gak pernah puas cuma dengan mimpi-mimpi itu… sama papa… tunggu, nggak pernah puas? kenapa?’

‘kenapa gue sampai ngerasa nggak pernah puas? gue… apa sebenarnya gue menginginkan papa? apa sebenarnya, gue emang selalu sange dan pengen ngerasain seks lagi dan lagi cuma sama papa?’

‘entah di dalam mimpi, ataupun di dunia nyata?’

“berhenti! jake, berhenti!”

heeseung mengerang saat jake hampir menekan pinggulnya ke bawah, hampir melesakkan penis heeseung ke dalam analnya sendiri, di tengah nafsu yang sudah sama-sama tinggi, di bersamai dengan tensi seluruh ruangan yang benar-benar panas.

bayangan-bayangan sang papa berada di atas heeseung terus datang, seperti mimpi-mimpi yang telah heeseung lihat selama ini, lekuk tubuh dan wajah yang cantik yang berada di atasnya kemudian berubah, jay menjadi jake, menjadi jay kembali berubah menjadi jake.

“kenapa?” ujar jake.

heeseung menarik diri.

“maaf, maafin gue, maaf… gue nggak bisa, jake.”

jake sempat terlihat heran, dan mungkin juga cukup kesal, tapi ngeliat heeseung yang sorot matanya kacau itu, bikin jake menarik selimut untuk menutupi tubuh heeseung, sementara dirinya sendiri memungut pakaiannya.

“denger ya, heeseung,” kata jake, “gue bener-bener gak tau apa masalah lo soal berhubungan seks, tapi gue tebak ini sesuatu yang serius, dan kalo gue boleh kasih saran, daripada lo ngelakuin ini sama orang asing kaya gue, mending lo langsung pergi ke orang yang ada di pikiran lo saat ini.”

heeseung kaget, tersentak oleh ucapan jake, waktu ngeliat sosok itu tersenyum seperti sedang menyemangati dirinya, heeseung ngerasa makin gak waras dalam dirinya. baik hati maupun pikiran nya kerasa kacau.

“seks itu soal nafsu dan cinta, lo emang bisa ngerasa nafsu karena siapapun, tapi saat lo ngerasa cinta juga, lo gak akan bisa ngelakuin seks sama siapa-siapa selain sama orang yang lo cinta itu.”

“mungkin saat ini lo lagi denial atau apapun semacamnya, jelas ada orang lain di pikiran lo saat gue sentuh lo tadi bahkan saat ini juga, jadi lebih baik lo pergi ke orang itu.”

sayang sekali jake gak tau siapa orang yang dia maksud, yang saat ini ada di pikiran heeseung.

waktu jake keluar, sunghoon ternyata ada di lobby, terus nyamperin jake.

“kok cepet?” ditanya.

jake ngangguk, “daripada nyewa gue buat main sama anak itu, kayanya mending lo bantu dia buat jadi lebih percaya diri deh,” katanya.

“hah? apa maksudnya?” ujar sunghoon.

“heeseung keliatan gak bisa ‘main’ sama siapa-siapa, di pikiran nya saat ini ada orang lain, jadi gue saranin aja supaya dia main sama orang itu daripada kesana-kemari cari orang lain buat diajak berhubungan,” katanya.

“lo? serius bilang gitu?!” ujar sunghoon heran.

jake mengangguk dengan anteng.

sunghoon tepuk jidat.

yang terjadi hari ini cukup rumit. malamnya, sunghoon balik ke apartemennya dan heeseung udah gak ada. pada akhirnya, sunghoon menyerah buat bantuin heeseung. karena, entah kenapa sunghoon ngerasa apa yang diomongin jake ada benernya juga, walau di sisi lain ya salah, karena orang yang dipikirin sama heeseung adalah ayah kandungnya sendiri.

park jongseong, ayahnya heeseung, sosok yang umurnya 21 tahun lebih tua daripada mereka.

— to be continued

--

--

No responses yet