Hinandra
3 min readJun 23, 2023

KARMA : Over.

“Bang!” seru Marco dari ujung lorong, lantas berlari menghampiri Kala di depan ruang ICU, tempat dimana Ares dirawat sejak satu pekan berlalu.

Nicholas dan Jake berdiri bersisian, wajah merah mereka berlinang air mata, Jordan terduduk lesu di kursi tunggu, tertunduk dalam dengan bahu bergetar menahan tangis, Marco rasa sulit bernapas saat Kala menepuk bahunya, “Co…” panggilnya sendu.

“Bang…” lirih Marco membalas.

“Jalan satu-satunya sekarang cuma pasrah, Co,” ujar Kala sekali, penuh penekanan.

“Marco.”

“Ya, Dok?!”

“Ayo masuk.”

Ini kedua kali dalam Hidup Marco, ada di posisi yang hampir sama, dulu Niki yang menjadi alasan Marco dipanggil masuk ke dalam ruang dingin dengan suara-suara mesin medis yang menyala mempertahankan kehidupan pasien, sekarang Ares.

“Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, Marco.” Ujar Dokter William.

Dan kedua kalinya, kali ini terasa amat menyiksa, pedih seketika memenuhi rongga dada, Marco meniti langkah berat mendekat pada Ares yang denyut jantungnya begitu lambat.

“Ares…”

Dan kembali bersentuh sepasang telapak yang tak selaras, hanya Marco yang menggenggam, tangan dingin Ares yang lemas.

Para Dokter dan Perawat mengelilingi Marco, benar-benar membuatnya merasa de javu, seketika mata Marco melihat eksistensi Niki berdiri di sisi lain brankar, samar-samar namun jelas sekali sosok dengan wajah pucat dan raut kosong itu adalah Niki, adiknya.

“Hiks… Tuhan…” Marco bawa genggaman tangan itu dekat pada wajahnya, memeluk genggaman tangan dengan Ares di perpotongan lehernya, berusaha membuat telapak tangan dingin sang Omega menghangat.

“Ares… Jangan pergi.”

“Jangan, tolong, Ares, jangan tinggalin gue.”

“Gue menyesali semuanya.”

“Ares, dengar… Dengar gue.”

“Gue mohon.”

Ares bergeming, suara mesin pendeteksi jantung melambat seiring dengan semakin surutnya napas Ares.

“Sayang….”

“Gue belum cerita kalau gue jatuh cinta sama ‘lo.”

“Jangan nyerah, Ares, jangan nyerah, gue mohon, gue minta maaf.”

Tidak.

Terlambat.

Maaf tak akan mengembalikan setiap napas lega Ares.

Maaf tak mampu membawa benderang pada Ares yang digiring menuju kegelapan.

“Omega.”

“Please, — ” tit… tit… tit… tiiiiiiiit...

“ARES!?”

“ARES INI—NGGAK, JANGAN!”

“TUHAN, TOLONG, TOLONG JANGAN AMBIL ARES, TUHAN!”

“ARES! OMEGA, JANGAN PERGI, JANGAN SEKARANG, JANGAN!”

“ARES! BANGUN, OMEGA!”

“MARCO!”

Dan, teriakan Kala disusul sebuah tarikan keras. Marco jatuh, jatuh tak berdaya dengan tangis keras dan teriakan tak rela, tak mampu terima. Tak ingin biarkan Perawat tutup sekujur tubuh Ares-nya, tidak!

“MARCO—”

“ARES, GUE MOHON, ARES BANGUN!”

“TUHAN, JANGAN HUKUM SAYA DENGAN AMBIL ARES, TUHAN!”

“ARES, BANGUN! BANGUN, OMEGA, BANGUN!”

Raung tangis bersahutan, tak ada lagi yang mengerahkan diri untuk menahan Marco dari mengguncang tubuh Ares yang tak lagi bernyawa.

Semua orang larut dalam kedukaan, terjerat dalam gumpalan pekat rasa kehilangan, Ares telah menyerah atas hidupnya.

“Ares… HAHAHA! NGGAK, INI PASTI BERCANDA, LO PASTI MAU BALAS DENDAM SAMA GUE, IYA ‘KAN?”

“Marco… Ares, Ares udah nggak ada, Ares udah— ”

“NGGAK! BANG, NGGAK!”

“ARES, OMEGA GUE MASIH HIDUP! BANG, JANGAN GINI BANG, ARES MASIH HIDUP, GUE MASIH BISA RASAIN ARES HIDUP KOK, SIAPA BILANG ARES UDAH—ARESNYA GUE…”

Marco jatuhkan padangan pada wajah pucat Ares, pada fitur kosong tanpa garis kehidupan, tanpa nyala jiwa sang Omega. Tak bisa lagi Marco rasakan desau napas Ares saat menciumi wajah itu, tak lagi mampu Marco rasakan hangat dari napas Ares saat ia peluk erat tubuh kaku sang Omega.

“ARRRRRGHHH!”

“AREEEEEEESSS!”

“AARRGHH—HAHAHAH—HIKS!”

“ARGHH… HIKS… TUHAN…”

Jordan merengkuh Jake yang balas memeluk sang Alpha, Nicholas menumpu kedukaannya pada Kala yang erat menyangga tubuh dari jatuh, di tengah para Medis yang menundukkan kepala saling berpegang erat satu sama lain.

Hanya Marco yang memeluk Ares tanpa balas, Marco yang bertumpu pada ketidakberdayaannya atas rasa kehilangan yang memukul telak pertahanan.

Omega….”

Dan, Simpul Takdir telah kembali mengantar sepasang Jiwa sampai hingga akhir yang tertulis pada seutas Karma.

Kematian Ares dan Kehancuran Marco;

—selesai.

No responses yet