jakejay; upah gabut.
jake sampai di rumah dan semuanya normal banget, dalam artian gak ada sisa-sisa dari badai kegabutan jay yang biasanya bisa sampai naik atap buat menghilangkan gabut.
punya bayi kucing, suka lupa kalau hobinya menjelajah alam semesta kalau gak gitu, ya tidur.
persis seperti saat jake masuk dan jay duduk meluk toples cookies, satu tangannya masih megang setengah bagian cookies yang udah sempat dia makan.
pipi jay kegencet karena bersandar ke lengan sofa, jake senyum gemas nahan pekikan.
segera jake duduk di sebelah si kucing dan mendekat buat kemudian mencium bibir jay, memegang toples kaca itu supaya gak jatuh saat jay sedikit tersentak dan begitu buka mata, ammi jake kesayangannya sudah di depan mata, sedang mencium dirinya.
sejenak jay diem biarin bibir jake menjamah bibirnya, namun beberapa saat kemudian jay sudah kembali dari alam bawah sadar, mengalungkan satu tangannya ke leher sang ammi.
“hmhh…” lenguh jay saat jake memagut lamat bibir bawahnya.
“selamat malam cantiknya ammi, mau lanjut bobonya ngga?”
wajah jay bersemu, dikasih kecup manis di pelipis setelah jake menarik diri.
jay bahkan lupa kalau dia sempat bikin huru-hara tadi.
tapi ini upah gabutnya sih, jake bisa pulang lebih awal. biasanya bisa lewat tengah malam baru pulang.
“ammi...”
“iya, sayang?”
“ammi dah mam?”
“sudah, jeyi?”
“sudah. jadi…”
jake senyum liat wajah ‘ketagihan’ jay yang dibalut rona merah, manisnya si kucing.
“jadi?” tanya jake seraya mencium sekilas sudut bibir jay, bikin si gemes makin salah tingkah.
“mau cium lagi?”
“eung…” dengung jay, malu.
“bilang dong, iya ngga?”
“hu’um…” jawab jay dengan pandang dialihkan.
padahal dia yang minta banget dari tadi.
“bilang apa dulu?”
“ammi… jeyi mau tyum-tyum ala meng, yang banyak…”
“mana sih, cantiknya ammi, masa ngga liat ammi kalau mau cium?”
jake meraih dagu jay dan dia buat si cantik menatapnya, mengusap pipi jay dengan lembut, menatap teduh si gembul kesayangan.
“jeyi mau cium-cium?”
“cium-cium!” jawab jay dengan raut kucing melas.
jake mengetuk bibir bawahnya, “ambil, jeyi—”
“hmmm…” jay udah lebih dulu mencium jake dan sengaja mendengung suara disela ciuman.
jake melingkarkan lengannya di pinggang si kucing, dan satu lainnya mengusap punggung jay penuh kasih.
merealisasikan permintaan si gembul kesayangan buat ciuman yang banyak dan cuddle. menghapus lelah jake dan menyenangkan si bayi kucing.
“i love you?”
“uhm! i love you, ammi!”