Hinandra
3 min readOct 30, 2024

hanan cuma gak sengaja. 🔞

Sambil garuk perut yang keroncongan tengah malam itu, Hanan melangkah ke dapur buat cari makan, waktu lewat kamar sang kakak, Hanan terkekeh waktu nebak kalo si Juwima pasti udah tidur lelap karena seharian begitu sibuk digempur pekerjaannya.

Hanan bersyukur ada makanan di dapur, sambil nonton lawak dia ngabisin satu jam untuk mengisi perut dan akhirnya balik ke kamar di jam satu lewat, sambil bersenandung kecil Hanan berjalan riang balik ke kamar, bawa sekaleng beer di tangan.

Gedebuk!

Hanan reflek noleh waktu denger suara benda jatuh, lalu dia liat pintu kamar Juwima yang kebuka dikit, cahaya terang melewati celah pintu itu, Hanan yang penasaran gak mikir apa-apa selain cuma pengen liat aja kakaknya lagi apa, takutnya ‘kan saking pulesnya tidur sampai berguling melewati tempat tidur dan jatuh, Hanan ini adik yang baik, ya.

“Hg — eumhh…”

Degdegdeg!!

Jantung Hanan langsung amblas, mata boba nya membola seketika, telapak tangan reflek tutup mulut.

‘Ju- Juwi… ngapain…???’ Saking shock nya, Hanan sampai gak sanggup untuk mengatakan apa yang dia lihat sekarang, bahkan meski itu cuma di dalam hatinya.

“Eum — ngh! ahh… eum!”

Lagi-lagi terdengar suara yang seketika menggaung di telinga Hanan, seolah menjadi musik yang terus berputar penuhi pendengarannya, Hanan merasa perutnya penuh dan diacak-acak sampai kerasa gak karuan, lalu tangannya gemetar dan — clank!!

“Ah! astaga!” Hanan kaget sendiri waktu kaleng beernya jatuh, terus setengah isinya tumpah ke lantai.

“Hanan? ngapain jongkok disitu?”

“ANJ — Ayah! ah, anu… ini, gak sengaja jatuhin kaleng minum- an…” Hanan hampir mengumpati ayahnya yang muncul di ujung lorong, mendekap bantal di lengan kiri, sepertinya mau nonton bola tapi bukan itu masalahnya, jantung Hanan dua kali lebih heboh gara-gara tadi ngeliat Juwima dan langsung kepergok Ayahnya.

Hanan gak bisa diginiin!

“Bersihin yang bener, jangan berisik ya, Nan, nanti Kakak bangun, kasian dia seharian capek, kerjaaan banyak.”

Lalu Ayah pun berlalu, ninggalin Hanan yang nafasnya nyangkut di kerongkongan, waktu bayangan Ayah udah enyah, Hanan menelan ludah berat sambil nunduk, liat tangan yang gemetar, kaleng yang jungkir balik dan beer yang menggenang di lantai, yang lebih mengejutkan adalah KONTOL HANAN BANGUN!!??

“Hump!!” Hanan kesal, bingung, keder.

Dia noleh ke dalam kamar Juwima, kakaknya sudah membuntal di dalam selimut, ciptakan gundukan yang gak bergerak. Juwima pasti tau apa yang terjadi tadi dan reflek menghentikan kegiatannya.

Hanan menghela nafas, “apanya yang kasian? Andai Ayah tau Kakak ngapain…” gumamnya sambil ngepel dengan lemes, sambil nahan ereksi yang makin dicuekin makin bikin pengen nangis, rasanya keras dan sesak banget, Hanan sampai terdiam di dalam gudang waktu taruh pel-an, perlahan-lahan Hanan menunduk dan menangkup wajahnya dengan kedua tangan, jantungnya degdegan lagi, lalu Hanan sadar dia menangis, karena tau dia udah gak bisa tahan lagi.

Karena Hanan gak bisa mengendalikan nafsunya terhadap sang kakak yang entah mikir apa dia di dalam kamarnya itu. Yang jelas, selama ini Hanan sangat menghormati juga mengagumi kepolosan Juwima, gak sekalipun Hanan berpikir Juwima bisa jadi semesum ini, Hanan gak bisa menafsirkan kejelasan atas perasaannya, semua kacau, Hanan berantakan.

— to be continued.

Hinandra’s property.

No responses yet