Hinandra
5 min readDec 29, 2023

ECCEDENTESIAST : Ko Kyungjun.

⚠️ // SUICIDAL!

“Gimana caranya bikin orang pingsan tanpa harus bikin dia ngerasa sakit?”

Jinha dan Seungbin menoleh secara bersamaan, menjatuhkan stik game lalu menatap Kyungjun dengan serius, punya kawan kalau sekalinya diam dan berpikir pasti pertanyaannya diluar angkasa.

“Lo mau culik siapa, Jun?” tanya Jinha.

“Culik? Ide bagus,” kata Kyungjun.

“Lah?” Seungbin loading.

Kyungjun yang tadinya duduk di sofa merosot, bersila di karpet bersama kedua bestodnya itu, menepuk bahu Jinha dan Seungbin, “kalian harus bantuin gue,” katanya.

“Ada duitnya nggak?” tanya Seungbin.

“Pamrih amat, bangsat!” kesal Kyungjun.

“Lumayan buat jalan sama cewek gue,” kata Seungbin.

“Emang ngapa sih?” Jinha kepo.

“Dabeom—”

“ASTAGA!!!”

Kyungjun dan Seungbin sampai lompat terperanjat karena seruan Jinha sambil terheran-heran.

“Ternyata bener lo suka sama Dabeom?!” ujarnya shock.

Seungbin reflek buka topinya buat nyabet kepala Jinha, “bacot banget bangsat, kaget gue!” amuknya.

Kyungjun emosi, tapi ditahan, karena kebetulan dia pun heran dengan dirinya sendiri, makhlum saja Jinha begitu.

“Kok lo biasa aja sih?!” tanya Jinha ke Seungbin.

“Kaget juga gue tapi ya mau gimanapun si Dabeom juga manusia, Kyungjun juga punya perasaan dan gak ada yang salah dalam cinta asal itu tulus,” kata Seungbin.

“Omongan lo kaya orang bener,” kata Kyungjun, shock dengan sudut pandang Seungbin.

“Emang beneran orang!” kata Seungbin, “lagian selama ini gue gak pernah ikut ngapa-ngapain Dabeom, kata cewek gue, Dabeom juga manusia, ya walaupun ada sih gue ikut ngetawain, tapi serius, gue masih gak ngerti kenapa orang-orang bully dia terus,” kata Seungbin.

Jinha malah, “iya ya, kalo dipikir-pikir juga selama ini gue cuma ikut-ikutan aja bully dia, ihh, jahat ya gue?” gitu.

“Karena dia lemah,” kata Kyungjun.

Dua kawannya langsung fokus ke dia.

“Lemah kaya anak kecil, itu Dabeom,” katanya.

“Tapi lo yang paling sering bully dia, Jun,” kata Jinha.

Kyungjun mengangguk, “salah gue, waktu akhirnya dia keterima masuk sekolah kita, gue inget dia pas masih satu SMP sama gue, gue ganggu dia waktu acara penerimaan siswa baru dan bikin lebih banyak orang berpikir dia lemah dan ikut-ikutan bully dia,” jelasnya.

“Terus lo gak berhenti kenapa? ketagihan?” tanya Seungbin.

Kyungjun ngehela napas.

“Kena karma lu,” kata Jinha.

Nancep betul ke inti hati.

“Harusnya lo lindungi dia sejak awal,” kata Seungbin.

“Mampus aja ini kalo akhirnya orang lain yang lindungin dia,” ujar Jinha.

“Inget kata Wooram, orang kaya lo berani-beraninya suka sama Dabeom,” kata Seungbin.

Entah kenapa malah Kyungjun yang diserang tapi hanya bisa diam karena semua itu benar.

“Kamu jahat, Mas,” kata Jinha, bercanda hingga akhirnya disepak oleh Kyungjun.

“Tapi lo udah yakin kalo lo suka Dabeom?” tanya Seungbin.

“Harus yakin ya?” sebuah pertanyaan bodoh meluncur dari mulut Kyungjun.

“Sebelum lo mau berusaha bikin dia percaya sama lo itu lo harus percaya sama diri lo sendiri dulu, Goblok.” Kesal Seungbin.

Memang cocok jadi Psikopat, seperti kata Jinha.

“Gimana caranya?” tanya Kyungjun, frustasi, “dia natap mata gue aja ogah,” ujarnya.

“Kelakuan lo kaya babi, wajar,” kata Jinha.

“Bantu Jinha, bantuuu, jangan ngatain terus gue tonjok ya lo bangsat?!” kata Kyungjun, kesal sekali.

“Cium aja,” kata Seungbin.

“HAH?!” Jinha lagi.

“Gimana?” Kyungjun nampak tertarik walau rasanya tabu akan mampu.

“Selain lewat mata, cinta juga bisa dideteksi lewat jantung, tapi supaya kerja harus ada pancingannya,” kata Seungbin.

“Ciuman?” tanya Kyungjun.

“Cium aja, kalo ciuman kayanya gak mungkin, Dabeom pasti nonjok duluan,” kata Jinha.

Seungbin nahan ketawa sampai sakit perut liat muka kesal Kyungjun.

Jinha kalau lagi 4G memang dominan nyebelin.

“Yaudah, gimana kalo gini aja,….”

“Rencananya—”

“Lah, lah, ada apa nih?!”

Jinha nyetop salah seorang siswa yang ikut lari-lari rame banget kaya ada Zombie, “ada apa?!” tanyanya.

“Bully! Dabeom dibully!!”

“Kyung — ”

Yang mau dipanggil langsung berlari ngebut menuju sumber keramaian dimana suara pukulan terdengar keras di tengah lapangan di siang bolong panas membara itu.

“Mana orang-orang yang bakal lindungin lo, hah?! LO SENDIRIAN, GAK ADA YANG PEDULI SAMA SAMPAH KAYA LO!!”

Dabeom babak belur merebah di lantai beton lapangan yang panas, wajahnya penuh luka dan darah, semua orang sibuk rusuh tanpa ada yang membantu, Kyungjun masih berusaha menembus keramaian sampai sikut-sikutan dengan orang yang marah dengannya.

“BRENGSEK!”

“PANGGIL SANA ORANGNYA, YANG MANA YANG KATANYA BAKAL BUNUH GUE KALO BERANI MUKULIN LO LAGI!”

duagh! bugh! pagh! bugh?

“Mana, heuh? mana yang — ”

“DISINI, BANGSAT!!”

DUAGH!

“WWOAAHHH!!”

“Kyungjun?!”

“WOIY KO KYUNGJUN ANJIR?!”

Orang itu mental ditendang Kyungjun, yang langsung lompat mencekik dan mencengkram kerah baju seragamnya, dibalas pukulan bertubi-tubi yang membuat semua orang berseru takut.

“BERANINYA LO BUAT DIA KAYA GITU, BRENGSEK!”

“PISAHIN WOIY!!” seru Ketua Osis, Choi Juwon namanya.

“PISAHIN, PISAHIN!” Jinha dan Seungbin berusaha narik Kyungjun, sementara orang yang gebukin Dabeom lemes diseret sama temen-temennya.

“MAJU LO SINI BANGSAT!” seru Kyungjun ngamuk.

“Udah, Jun, udah bonyok dia itu liat giginya copot!” kata Jinha narik lengan Kyungjun.

Sementara rusuh sekali itu, Dabeom yang napasnya tipis-tipis masih bisa melihat bagaimana Kyungjun mengamuk pada orang yang memukulinya.

“Haaah… Da — ”

“Heh, Cil? Oiy, Dabeom?? Jin Dabeom?!”

Kyungjun yang menghampiri Dabeom hanya sempat menatap matanya beberapa detik sebelum anak itu tumbang dalam pelukannya, semua orang terheran-heran dengan apa yang mereka saksikan tapi persetan!

“AWAS!!”

Teriak keras Kyungjun membuat semua orang minggir, mengabaikan beberapa Guru yang datang dan berlari ke parkiran, masuk mobil dan langsung pergi ke Rumah Sakit, jantungnya ribut dan emosinya semakin tinggi, semua beradu membuatnya marah sampai tanpa sadar basah di wajahnya bukan hanya keringat dan darah tapi juga air mata.

“Kenapa lo lakuin itu?”

Lima jam Dabeom ditangani sampai akhirnya siuman, pakaiannya pun berganti jadi seragam rumah sakit karena Kyungjun dengan sengaja meminta Dokter mengecek keadaan seluruh tubuh Dabeom yang penuh luka.

Luka yang entah dia dapat darimana saja.

“Kemana temen-temen lo?”

“Kenapa lo sendirian?”

“Junhee, Hyunho kemana?”

Dabeom menghela napas, “ya mereka punya urusannya sendiri lah,” katanya.

“Kenapa sih lo lemah banget?”

“Gue juga gatau.”

“Ngejawab terus!”

“Lo bakal pukul gue kalo ngga jawab.”

“Engga.”

“Gak percaya.”

“Gue ngga mukul orang sakit.”

“Lo lempar bola basket ke bahu gue yang sakit.”

“Sengaja.”

Dabeom menoleh pada Kyungjun, rautnya rumit, pepohohan di taman samping rumah sakit tidak lagi menjadi pusat atensi, tapi Kyungjun yang penuh menatapnya kini.

“Lo gak akan mau ngaku kalo lo ada sakit.”

“Dan apa peduli lo? biasanya juga lo yang bikin gue sakit.”

Persetan dengan Kyungjun yang mungkin akan mengamuk karena Dabeom kelewatan dari ia yang biasanya, sudah muak rasanya, Dabeom ingin semuanya berakhir saja.

“Lo bisa bilang ke gue kalo ada yang buat lo sakit.”

“Aneh denger lo yang ngomong begini.”

“Setuju, tapi gue serius.”

Barangkali memang Kyungjun sedang kemasukan atau bagaimana, Dabeom terkekeh walau perih sudut bibir yang terluka.

“Gue bahkan akan lakuin apapun yang lo mau.”

Kyungjun terlalu bersemangat sebab Dabeom mau menanggapi kata-katanya.

“Serius?”

Kyungjun mengangguk.

“Gue mau mati.”

Sebuah senyuman tak selaras dengan kalimat Dabeom.

Rasanya hantaman balas yang tadi dia terima mengoyak bawah matanya tak setara dengan seribu pukulan keras yang menyerang dadanya sampai sesak kala mendengar keinginan Dabeom.

Yang menatapnya dengan sepasang mata basah nan putus asa.

“Sekarang, gue cuma mau mati.”

“Kak Kyungjun.”

Dan barulah Kyungjun pahami, bahwa tak selamanya hidup seklise itu, Dabeom dan rasa sakitnya tak sesederhana itu untuk mampu Kyungjun sembuhkan dengan kedua tangan yang juga membawakan awal hidup penuh luka untuk Dabeom-nya.

— to be continue.

demonycal property.

a/n : semua kelas dua belas kecuali dabeom, yoonseo sama wooram ya, mereka kelas 11 rasa paud. bercandaaaa.

hope you guys will like this au.

No responses yet