Hinandra
4 min readJan 2, 2024

akhirnya dihukum.

⚠️ !! harsh words, degrading, mention of kissing.

pintu uks dibuka dan munculah si bokem yang babak belur, siapa lagi kalau bukan jin dabeom.

“kunci.”

dabeom bengong dong.

“punya kuping ngga? kunci pintunya.”

dabeom muter tubuhnya buat menghela napas dan ngunci pintu sesuai perintah yang mulia.

ini kalau bukan perkara harus banget turun ikut tawuran itu, dabeom mending jajan es krim sama wooram dan juwon.

tapi menghindari kyungjun yang sedang marah lebih berbahaya ketimbang melawan sepuluh orang musuh yang bawa senjata.

“menang?”

“uh?”

giliran gini aja planga-plongo, dabeom merutuk dalam hati, kyungjun serem sumpah setengah mati, dabeom takut buk….

“yang lain gimana?”

“juwon? wooram? eunchan?”

“jawab, punya mulut ngga? teriak mimpin tawuran bisa, jawab pertanyaan kakak ngga bisa?”

“bonyok gini jadi bisu mulutmu, iya?”

dabeom nunduk, napasnya udah pasang surut, sebenarnya kesel karena dia capek habis berantem tapi lepas kendali di depan kyungjun kayanya bukan opsi yang bagus sekarang.

“mana tangannya?”

dabeom nurut ngulurin tangan.

“dua-duanya.”

terulur kedua tangan kemudian.

srat!

ikat pinggang kyungjun pindah tugas sekarang mengekang kedua pergelangan tangan dabeom.

“buat apa — ”

“duduk.”

“tapi — ”

“mau duduk atau didudukin?”

mundur selangkah, kaki dabeom langsung meluncur bersimpuh di lantai uks yang dingin mampus itu, kurang ajarnya kyungjun masih natap datar sambil narik kursi dan duduk di depan dabeom.

“siapa yang suruh duduk disitu?”

“tadi nyuruhnya cuma duduk, anjing!?”

kelepasan, dabeom langsung nunduk seketika saat kyungjun nampak langsung memelototi dirinya.

“siapa yang anjing!”

kedua tangan dabeom mengepal erat, darah kerasa di mulut waktu komat-kamit tanpa suara pas nunduk, jelas sedang misuhi pacarnya yang gila itu.

“jawab, siapa yang anjing?”

telapak tangan kyungjun ngeraih dagu dabeom, ngebuat anak itu mendangak demi balas menatapnya.

“aku.” kata si bokem.

seringai kyungjun terbit manipulatif.

“anjing nakal hari ini ngelakuin banyak kesalahan, jadi harus diikat dulu, ya?”

dabeom benci banget dah kalau situasinya begini, dibuat merinding sampai memejam reflek buat nahan diri sebab reaksi tubuhnya yang takluk karena nada bicara dengan kata-kata sedemikian rupa itu jadi ajaib kalau yang mengucapkan ko kyungjun.

pacar kalem dan penyabar seorang jin dabeom.

“duduk disini.”

bagian panjang dari ikat pinggang yang mengekang tangan dabeom ditarik, gimana bener-bener kyungjun buat dia layaknya seperti seekor anjing peliharaan.

“satu, dua, ti — ”

“ssstt! iya, udah!”

walau misuh, dabeom tetap meluncur hingga mendarat di pangkuan kyungjun yang terkekeh saat begini pun masih aja keras kepala.

“okay, kapten,” ujar kyungjun nan santai, meraih kapas yang sudah dia baluri alkohol, lalu menatap dabeom yang menelan ludah berat, kedua tangannya menjenggut erat kemeja seragam kyungjun.

“kenapa? takut?”

“sakit, aku benci obat! biarin aja — ”

“tawuran dan dapet luka itu ngga sakit?”

dabeom terdiam, satu tangan kyungjun mendarat di pinggangnya, meremas disana hingga kemudian menariknya semakin rapatkan tubuh dengan yang lebih tua, oh, damn, dabeom sesak napas.

“jangan suka pura-pura bisu, mulutmu itu bukan pajangan.”

“sshh…. maaf….”

“apa tadi, ‘bukan bocil? berhenti ngatur?’ serius?”

“sa — akhh!”

“serius ngga mau diatur?”

“akh! sa — aah — kithh….”

perihnya alkohol brengsek itu tertinggal di sudut bibir dabeom yang luka, bangsatnya lagi kyungjun malah keliatan happy dengar pekikannya.

kedua tangan dabeom naik menutupi wajahnya, sisakan sepasang mata yang melas tatap kyungjun dan menggeleng ribut, “please, don’t….” pintanya.

kyungjun mengangguk, meletakkan kembali kapas basah itu di atas meja sebelah mereka, sebagai gantinya melingkarkan kedua lengannya di pinggang dabeom yang seolah sedang maju kena mundur kena.

“seneng bisa tawuran? seneng kamu dapet banyak luka? perlu ditelanjangi sekalian ngga buat hitung seberapa banyak luka di badanmu?”

“kak… please… stop…”

melas dabeom berusaha sebelum dibuat gila oleh kelakuan kyungjun dengan sisi lain yang cuma dabeom yang tau, lebih gilanya lagi, cuma dabeom yang boleh tau.

dabeom bakal ngamuk sih kalau orang lain diperlakukan seperti ini oleh kyungjun.

“siapa yang nakal?”

“aku…”

“kenapa kakak harus berhenti?”

“ma-mau pulang….”

kekehan kyungjun kembali terdengar, “sayang, padahal kalo satu sekolah tau jin dabeom yang bisa merengek kaya bayi dan ketakutan kaya gini bakal seru loh,” katanya bersenang-senang di atas penderitaan dabeom.

tapi gak ada hukuman yang gak menyertakan penderitaan.

“kakak….”

“kamu tau kakak marah.”

“aku… tau…”

“gak ada yang suruh kamu nunduk, berani kamu ngelanggar aturan kakak, liat siapa yang sedang bicara sama kamu sekarang, jin dabeom.”

tau-tau dabeom sudah pasrah saja dengan keadaannya yang sama sekali gak ada untungnya itu.

“kamu — ”

gerakan dabeom membawa lengan yang terkekang mengalung di leher kyungjun disusul dengan sebuah ciuman menyela omongan pacarnya, detik berikutnya kyungjun bisa merasakan darah ikut terkecap dalam ciuman itu.

ciuman buru-buru yang dabeom tengil nan impulsif itu mulai, untuk pertama kali ini bocahnya nyosor duluan yang biasanya kyungjun harus memohon dulu untuk sekedar mendapat sebuah ciuman singkat.

tapi hukuman tetap hukuman, meletakkan tangannya di tengkuk dabeom dan menekannya seraya mengambil alih ciuman dan menyesap candunya dengan segenap penghayatan, lesakkan satu tangan lainnya mengusap punggung dabeom.

“eumhhh…. mnghhh….”

lenguhan terdengar bersela desis sebab sakit di bibir yang luka.

tapi barangkali kegilaan kyungjun menular lewat ciuman itu juga, dabeom malah senang mendapat setiap afeksi dari kyungjun setelahnya semakin rapatkan tubuh mereka.

dabeom berhasil.

“siapa yang ngajarin, uhm?”

walau ngos-ngosan, dabeom tetap menjawab dengan jujur, “tadi wooram begini…. bujukin kak hyun — eumhhh!”

“heunghh… ugh — mau kemana?!”

dabeom panik mampus waktu kyungjun bangkit dan membuatnya reflek melingkarkan kedua kaki di pinggang yang lebih tua.

walah jantung dabeom disko.

“kemana lagi? disini ada cctv.”

“HAH?! KAK! AS— AAAHHH!!”

“KO KYUNGJUN!”

brak!

pintu kamar mandi UKS tertutup dengan gebrakan dramatis lalu bisa dibayangkan sendiri apa yang terjadi di dalam sana.

— selesai.

demonycal property.

No responses yet